Pendakian Gunung Ciremai
Pendakian gunung ciremai
Ciremai in Memories
28 gustus 2016 ,Gunung Ciremai, berada diantara 2 kabupaten yaitu; Kuningan, dan Majalengka. Untuk menuju puncak Ciremai ada beberapa pos pendakian yg bisa dipilih. Contohnya, Linggarjati, Palutungan yg ada di kab. Kuningan. Dan jalur Apuy yg ada di kab. Majalengka.
Disini kami mencoba ceritakan perjalanan kami menuju puncak Ciremai melalui jalur Apuy, Majalengka.
Sebenarnya tujuan perjalanan kami selain menyalurkan hobi dan mengisi liburan adalah untuk melarikan diri dari lemburan yg ditawarkan oleh atasan.. hihihii (lagaknya ga butuh lemburan, padahal belum ditawarin udah minta duluan..wkwkk)
Saking banyaknya orderan dari tempat kami bekerja, menuntut karyawannya untuk doyan lembur.
Biasanya yg rajin lembur sih para karyawan baru, dan yg lama udah kenyang kali yakk jadi jarang yg ngambil tuh lemburan..wkwkk (padahal sebaliknya..ooppss)
Nahh, perjalanan kami disini sebenarnya untuk sedikit menghilangkan penat atau merefresh badan & pikiran dari aktivitas pekerjaan tersebut.
Karna dalam pekerjaan kami digunakan sistem shift, hari yg kami pilih saat itu adalah hari terakhir shift 3. Disitu liburnya agak panjang karna pergantian shift, lumayan 3 hari libur dan besoknya masuk shift 2.
Sengaja saat berangkat kerja barang-barang dan logistik pendakian kami bawa ke tempat kerja dan dititipkan ke ruang sekretariat (biar saat pulang kerja ga perlu pulang ke rumah dan langsung berangkat ke tujuan)
Dan paginya, dari tempat kerja yg berada di daerah Cikarang kami berangkat 11 orang (banyak yah, kyak mau kondangan..wkwkk) menuju terminal Bekasi.
Sampai di Terminal Bekasi, kami menyempatkan membeli Nasi Uduk untuk kami sarapan (biar kuat kalo ntar liat mantan jalan sama pasangan..hihii) sembari menunggu 3 orang teman yg jg akan ikut bergabung bersama kami. Jadi kita total11+3= 14 orang berangkat naik bus Bintang sanepa dari Terminal Bekasi menuju Majalengka.
Dalam perjalanan kami sempatkan untuk tidur, mengistirahatkan badan yg lelah setelah kerja semalaman.
Siang hari kami sudah sampai di Terminal Majalengka, kami mampir ke mushola untuk sholat. Setelah itu, ada beberapa yg masuk toilet terminal. (Katanya sih mau nitip buang hajat..wkwkk) selepas itu kita menuju minimarket disekitar terminal untuk membeli logistik yg kami butuhkan, seperti air minum dan lainnya (ga perlu disebutin satu per satu lah yakk..)
Disitu kita menghubungi kawan yg tinggal di Majalengka dan juga akan ikut bergabung bersama, yg datang ada 4 orang sehingga total kelompok kami ada 11+3+4= 18 orang (bakal abis nih prasmanan tempat kondangan..)
Dari Terminal Majalengka kami menyewa mobil bak terbuka untuk mengantarkan kami menuju ke basecamp pos pendakian gunung Ciremai via Apuy.
Setelah nego harga (selayaknya beli sembako dipasar) yg harus dibayar, kami pun berangkat melewati perkampungan penduduk. Dan sebelum sampai di gerbang pos pendakian terhampar sawah dan ladang penduduk yg ditanam berbagai jenis sayuran. Sungguh pemandangan yg sangat menyejukan.
Sesampai di Pos pendakian gunung Ciremai via Apuy, perwakilan dari kami mengurus SIMAKSI untuk semua anggota kelompok.
Di area gerbang pos pendakian terdapat sejumlah warung yg menyediakan berbagai kebutuhan logistik pendakian.
Saat itu tarif Simaksi adalah Rp.50.000 (cukup muahal yakk..) kami mendapatkan voucher yg bisa ditukarkan ke sebuah warung untuk satu kali makan, selain itu kami jg mendapatkan selembar kertas (sebut saja piagam penghargaan) sebagai bukti (authentik) bahwa kita sudah melakukan pendakian gunung Ciremai dengan melapor pada pos pendakian (ceritanya RESMI gituh..hihiii).
Setelah itu kami memesan makan dari sebuah warung yg berada di sekitar area pos pendaftaran. Selesai makan turunlah hujan dari langit, (mungkin penyambutan terhadap kedatangan kami..hikss) kami pun mencari tempat berteduh dan kebetulan ada sebuah warung yg saat itu kosong/tidak digunakan, setelah kami tanyakan ternyata diperbolehkan untuk digunakan berteduh.
Beberapa diantara kami mulai menyibukan diri dengan barang bawaan masing-masing atau istilahnya packing ulang. Dan logistik yg tadi dalam perjalanan kami beli pun dibagi pada semua anggota kelompok untuk ikut serta dipacking dalam ransel mereka.
Awalnya direncanakan kami akan naik malam hari. Namun tiba-tiba dengan disertai intensitas air yg turun dari langit semakin banyak, mulai bermunculan bergerombol pemuda-pemudi mungkin seumuran anak SMA dengan diantarkan dg mobil bak terbuka.
Satu mobil, dua mobil, tiga mobil, dan entah sampai berapa jumlahnya tidak sempat kami hitung intinya cukup banyak yg datang pada sore itu..
Setelah kami tanyakan pada pengurus pendaftaran, kira-kira ada 150 orang bahkan lebih berasal dari salah satu SMA di daerah yg kami lupa namanya. Mereka akan naik pada malam itu..
Akhirnya setelah menimbang baik & buruknya ,kami putuskan untuk naik pada keesokan harinya. Dan kami pun mulai mempersiapkan tempat untuk istirahat malam itu. Untunglah ada warung kosong yg dalamnya cukup lebar, sehingga bisa kami gunakan untuk tidur tanpa harus mendirikan tenda terlebih dahulu. Dengan hanya beralaskan flysheet dan dilapisi matras kami tidur dalam ruangan tersebut (Alhamdulillah wa syukurillah ga kehujanan..)
Keesokan paginya setelah sholat subuh kami mulai mempersiapkan ransel masing-masing. Dan sebelum perjalanan naik, tidak lupa kami berdoa agar selalu dalam lindungan Allah SWT.
Perjalanan pun kami mulai dengan 3 wanita berada dibarisan tengah, untuk memudahkan pengawasan tentunya. Pos demi pos kami lewati, dan anak-anak SMA yg naik semalam mulai berpapasan dengan kami (mereka turun, kami naik). Oiya, trek gunung Ciremai itu kebanyakan tanah padat jika hujan turun akan sangat licin. Dan hutannya pun masih sangat alami banyak pohon besar dan rimbun. Jalur untuk pendaki sudah dibuat dengan baik sehingga tidak perlu khawatir salah jalur, tetapi tetap harus hati-hati. (hormati setiap tempat yg kamu kunjungi) Kami bersyukur perjalanan naik kami didukung cuaca yg cerah (secerah wajahmu..ehh, udah mantan.hikss)
Akhirnya, setelah perjalanan naik yg sangat menguras tenaga dan ada juga kenangan yg kadang melintas dalam benak saat berpapasan dengan anak-anak SMA yg sedang turun gunung. (keinget masa" SMA, baru sadar kalo sekarang udah tua..wkwkk)
Sore hari kami sampai di pos 5 camp terakhir atau pos terakhir yg diperbolehkan untuk mendirikan tenda sebelum puncak. Sebenarnya masih ada pos 6 atau biasa disebut pos goa walet tapi sudah tidak diperbolehkan untuk tempat nge-camp dengan alasan sudah menjadi tempat konservasi.
Akhirnya, kami mencari tempat disekeliling untuk mulai mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri tegak, kami mulai mempersiapkan bahan makanan untuk dimasak. Nahh, disinilah keuntungan naik bersama wanita. (soal masak-memasak serahkan pada wanita..hihihiii)
Meskipun seorang pria pun bisa dibilang mampu jika soal masak-memasak, tetapi lebih afdol kan jika seorang wanita yg melakukannya.. (hahahaa, jahattt ketawanya)
Dalam proses masak-memasak kami semua berkumpul, saling bantu dan bersenda gurau bersama.. (selayaknya keluarga yg sangat harmonis..aku terharuuu..heuheu)
Sesudah masakan matang, kami pun menyantapnya bersama-sama. Sungguh nikmat entah bagaimana rasanya tapi memang benar-benar nikmat. Setelah lewat waktu isya' satu persatu mulai masuk ke dalam tenda, mempersiapkan tenaga untuk perjalanan pagi buta menuju puncak pagi nanti.
Beberapa dari kami masih berbincang dibawah langit yg bertabur bintang, badan kami berselimut baju hangat dan tak ketinggalan minuman hangat. (Ohh, sungguh nikmat..)
Setiap orang punya minuman favoritnya sendiri, ada penikmat kopi, susu, teh, dan lain sebagainya. Kami menikmati semua bersama, karna bersama ga harus sama. (iklan boleh lah yaa..huahuaa)
Saat jam menunjukan sudah mulai malam, kami memutuskan untuk tidur karna pagi nanti akan melanjutkan perjalanan.
Seolah dibangunkan oleh malam, dini hari kami bangun dan mulai sibuk mempersiapkan penerangan dan yg lainnya.
Tenda dan barang bawaan kami tinggalkan di pos 5, sebelum mulai jalan kami tak lupa untuk kembali berdoa. Seperti biasa 3 wanita berada dibarisan tengah sehingga pengawasan akan semakin mudah. Sampai di pertemuan jalur antara palutungan dan apuy langit masih gelap, kami lanjutkan naik lagi. Dan pohon bunga edelweis mulai menyambut kami dengan segala ciri khasnya. Kami sampai pada pos 6, yaitu pos goa walet. Disini biasanya terdapat sumber air. Untuk pos goa walet sebenarnya adalah goa alami yg dihuni oleh ribuan burung walet sehingga disebut goa walet. (yg ini saya ambil kesimpulan sendiri..hihihii)
Untuk menuju goa walet diharuskan untuk turun kebawah, tapi kami memutuskan untuk terus naik menuju puncak. Trek disini mulai berbentuk batu campur pasir. Bunga-bunga Edelweis seolah memberi semangat dan memberitahukan kepada kami bahwa puncak sudah terlihat. Dan sekitar 20 meter menuju puncak trek berubah menjadi batu tebing dan sangat tegak, sehingga yg dibawahnya harus berhati-hati jika ada batu yg jatuh dari atas.
Namun dengan perjuangan pantang menyerah, kami sampai di puncak sebelum matahari terlihat. Masih ada waktu untuk sholat 2 rakaat. (boleh lupa sama aku, tapi jangan lupa sholat..)
Setelah itu kami melanjutkan ritual dengan bendera dan apapun yg bisa membuat hati jadi bahagia, banyak sekali yg dilakukan.
Oiyaa, dipuncaknya terdapat papan yg bertuliskan "Jauhi Kawah Dekati Dia" dalam hati seolah menjawab tulisan dalam papan itu, "Dianya ga dibawa, dekatinya gimana!..hikss"
(Seolah penulis dalam papan tak menghargai perasaan, jika kenyataan berkata bahwa dia udah jadi mantan..huahuaaa)
Usai semua merasa puas membuang pahitnya masalalu dan kenangan ke dalam jurang kawah, kami putuskan untuk kembali ke bawah.
Sampai tempat camp kami sempatkan makan untuk mengisi tenaga yg hilang. Setelah itu kami mulai berkemas, kembali kami pastikan tak ada yg tertinggal meskipun itu sampah.
Jika tak bisa bersihkan seluruh sampahnya, paling tidak bawa kembali semua yg kita bawa. Apa yg kita bawa dari bawah sudah seharusnya berada kembali dibawah.
Dalam perjalanan turun saat baru sampai pos 3 hujan mulai turun membasahi jalur tanah yg membuatnya menjadi semakin sangat licin, jatuh bangun mengiringi perjalanan turun kami. Disini seolah alam sedang menguji mental kami.
Sesampai digerbang pos pendakian hari sudah sore. Kami bersihkan badan yg belepotan tanah basah, setelah itu kami pesan makan dari warung dan menikmatinya dengan penuh suka cita diringi canda tawa kami semua.
Selesai mengisi tenaga, kami kembali menyewa mobil bak terbuka menuju terminal Majalengka. Dengan di iringi gerimis syahdu, seolah menjadi lagu menghibur jiwa yg baru. Dengan pemandangan sawah dan ladang penduduk dan gunung Ciremai yg tertutup kabut, layaknya video clip dalam sebuah karya jurnalistik. (apaan kali ahh..)
Sampai di terminal Majalengka hujan semakin deras, seolah tempat ini tak kuasa menerima kenyataan bahwa kami harus berpisah. Karna setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Dari terminal Majalengka kami berpisah dengan kawan yg dari majalengka menuju kerumahnya, dan kami kembali menuju Bekasi. Kami naik bus yg sama dengan yg mengantarkan ke tempat ini, yaitu BINTANG SANEPA. (karna saat berangkat kami sudah meminta nomornya.. ciecieee..)
Sekitar jam 10 malam kami sampai di Bekasi dan kembali menuju tempat tinggal masing-masing. Karna esoknya kami sudah harus kembali bekerja seperti sedia kala. Sepanjang perjalanan menuju Bekasi dari Majalengka, hujan turun tak henti-hentinya. Kami semua tertidur pulas dengan badan yg lemas.
Selalu ada kesan, pelajaran, dan kenangan dari setiap perjalanan. Hargai, nikmati, dan syukuri setiap pertemuan sebelum perpisahan datang. Karna nantinya yg tertinggal hanyalah sebuah kenangan.
Penulis : @muhamad.uli
Komentar
Posting Komentar